BSIP NTT Melaksanakan CPCL Pompanisasi Di Kabupaten Sumba Barat
Mendukung astisipasi rawan pangan, melalui program Nasional bantuan pompa air untuk masyarakat tani, maka khusus untuk Kabupaten Sumba Barat, melalui aktivitas LO kabupaten tersebut melaksanakan kegiatan verifikasi untuk memastikan jumlah pompa air yang akan dibutuhkan oleh Kabupaten Sumba Barat. Untuk lahan sawah tadah hujan dengan total luasan 5.503 ha yang terbagi di 6 (enam) Kecamatan, maka tentunya diperkirakan ada sejumlah 550 unit pompa yang dibutuhkan. Namun, angka tersebut masih bergantung pada hasil verifikasi. Oleh karena itu, setelah tiba di Kabupaten Sumba Barat pada pukul 16.30 WITA, LO BSIP NTT (Ir. Onike T. Lailogo, M.Si., Ph.D) langsung melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat (Jantje Lakumau, SP) bersama perwakilan Bidang PSP (Lodowik Umbu Pati, SP) dan Bidang Penyuluhan yang dalam hal ini adalah Koordinator Penyuluh Kabupaten Sumba Barat (Irvan Data, S.Pt). Dalam diskusi tersebut, terungkap bahwa pada hari Kamis, 21 Maret 2023 pada pukul 08.00 Wita akan dilakukan pertemuan yang melibatkan semua unsur terkait di Kodim 1613 Sumba Barat. Dalam pertemuan yang langsung di pimpin oleh Dandim 1613 (Lektol Yuliansa Fitra) menghadirkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat, Bidang PSP dan Koordinator Penyuluh, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Tengah, Perutusan Dinas PUPR Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah, serta Danramil dari semua kecamatan di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah. Pertemuan tersebut dilaksanakan berlandaskan pada alasan bahwa wilayah kerja Dandim 1613 meliputi Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah. Karena adanya kegiatan penting yang diikuti oleh Dandim di tempat lain, maka setelah memberikan sambutan, pertemuan dilanjutkan oleh Fasiter Kodim 1613 (Zainul). Dari hasil pertemuan, semua unsur dapat mengetahui tujuan verifikasi serta siapa mengerjakan apa.
Usai pertemuan tersebut, khusus untuk tim kabupaten Sumba Barat melanjutkan diskusi mengenai langkah-langkah pelaksanaan kegiatan. Mempertimbangkan bahwa ada 6 (enam) kecamatan dan 63 desa/kelurahan, maka tim di bagi menjadi 2 (dua) dimana masing-masing tim pertama bertanggung jawab di 3 (tiga) kecamatan yang pelaksanaan kegiatan akan dilakukan hingga Sabtu, 23 Maret 2024.
Khusus untuk tim I, kegiatan awal adalah konsolidasi data an keadaan yang ada di lapangan yang merujuk pada data yang diterima dari pusat. Konsolidasi data tersebut melibatkan semua penyuluh Kecamatan Kota Waikabubuk di BPP Kalimbu Kuni. Alhasil, ada beberapa desa dan kelurahan yang berbeda datanya dengan data yang ada di tangan LO, sehingga dilakukan perbaikan, selain itu dilakukan penelusuran data mengenai sumber air yang disertai dengan jenis dan nama sumber air, provitas serta jumlah dan kapasitas pompa yang dibutuhkan. Demikian pula yang dilakukan oleh tim II di Kecamatan Wanokaka. Setelah konsolidasi data, kegiatan dilanjutkan dengan penelusuran sumber air dan area persawahan yang ada di 7 (tujuh) desa/kelurahan dengan melakukan pendokumentasian di masing-masing sumber air. Secara keseluruhan, di Kecamatan Kota Waikabubak di dominasi oleh sumber air berupa Mata Air, sedangkan di kecamatan di Kecamatan Wanokaka lebih mengandalkan sungai Wanokaka.
Penelusuran di 7 desa/kelurahan berlansung hingga pukul 16.30 Wita dan tim melanjutkan kegiatan yakni mengkompilasi data dari 2 (dua) kecamatan di Dinas Pertanian dan Kabupaten Sumba Barat.
Salam agro standar. (LO Kabupaten Sumba Barat Onike Lailogo)